Beberapa perusahaan telah belajar dari berbagai generasi proyek Internet of Things (IoT), dan siap untuk mengambil keuntungan dari lompatan besar berikutnya di masa depan.
Implementasi IoT sendiri telah dimulai sejak 2012 lalu. Namun hanya 26 persen perusahaan yang dinilai sukses menjalankan proyek Internet of Things, menurut laporan dari Cisco. Selebihnya, 60 persen proyek IoT saat ini gagal bahkan sebelum proses eksekusi.
Ketika kita melihat ke masa depan, ada dua faktor besar yang harus diperhatikan ketika IoT siap untuk diadopsi oleh lebih dari 80 miliar perangkat IoT pada tahun 2025, menurut IDC. Yaitu:
1. 5G
Salah satu masalah terbesar dengan IoT saat ini adalah perangkat yang terkoneksi jaringan existing 3G, 4G, dan LTE. Itulah mengapa jaringan area luas dengan kekuatan rendah seperti Sigfox telah bermunculan.
Namun, 5G akan menawarkan solusi yang lebih kuat dan serba guna untuk masalah tersebut. Tanpa masuk ke bidang teknis, ketahuilah bahwa 5G akan cocok untuk perangkat dengan laju rendah, data rate yang lebih rendah dalam jumlah besar, sementara juga mampu menangani lonjakan data dalam bandwidth tinggi. Ini akan memungkinkan IoT untuk menyimpan banyak hal tanpa batas dengan konektivitas tertanam.
2. Machine learning
IoT dapat mengolah big data secara tak terduga. Sebagai contoh, satu mesin jet menciptakan data terabyte hanya dalam waktu lima jam. Dan karena banyak data IoT tidak terstruktur, maka machine learning seringkali diperlukan untuk membantu menyortir, menyeleksi, dan memproses arus informasi yang mengalir dari semua sensor ini. Jadi, strategi IoT yang sukses untuk masa depan harus menyertakan komponen machine learningyang kuat. Itu juga akan menjadi penting untuk tahap besar berikutnya dari IoT, yang akan berpusat di sekitar otomatisasi.
