TechDaily.id – Lebih dari 75% smartphone yang tersedia di pasar menjalankan OS Android pada Mei 2019. Sementara iOS Apple berada di posisi kedua dengan celah yang cukup besar yakni dengan pangsa pasar hanya 22,7%. Hal ini selanjutnya menunjukkan dominasi Android secara global. Tetapi kapan semuanya dimulai?
Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa semuanya dimulai dengan akuisisi Android oleh Google pada tahun 2005. Tetapi kami akan mengungkapkan bahwa itu semua dimulai oleh satu ponsel yakni HTC Dream, si smartphone Android pertama di dunia.
HTC Dream alias HTC G1 atau T-Mobile G1 (untuk pasar AS) adalah ponsel pertama yang hadir dengan OS Android. Ponsel itu memiliki nama yang tepat yakni sebuah ‘Mimpi’ karena ditetapkan untuk merevolusi pasar smartphone. Pasalnya, Android sendiri membawa satu aspek unik ke industri smartphone yakni open source, yang tidak umum di OS pada September 2008.
Sekadar informasi, di masa  itu Symbian, iOS dan Blackberry OS adalah pemain yang dominan di market. Symbian hadir pada ponsel Nokia, iOS untuk Apple iPhone, dan Blackberry OS untuk ponsel Blackberry. Tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak ingin berinvestasi banyak dalam sistem operasi mereka sendiri? Di sinilah Android dan sifat open source datang untuk meraih perhatian.
HTC sendiri tidak memiliki OS asli. Produk inj memang mengandalkan PDA berbasis Microsoft Windows Mobile sebelum HTC Dream tetapi sedang mencari sistem operasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Sementara Android tampak menjanjikan dan tidak seperti sistem operasi bawaan brand lainnya saat itu. Masuk akal bagi HTC untuk mencoba Android.
Pernikahan antara HTC dan Android akhirnya menghasilkan HTC G1. Selain menjalankan OS Android, ponsel ini juga dilengkapi dengan dukungan 3G, yang merupakan sebuah fitur penting pada saat itu. Ini berarti bahwa G1 alias Dream langsung berhadapan dengan iPhone 3G milik Apple.
Meski keduanya adalah smartphone yang berfokus pada penyediaan konektivitas jaringan 3G berkecepatan tinggi, akan tetapi desain mereka cukup berlawanan. IPhone 3G memiliki desain ramping dan indah, sedangkan HTC Dream berukuran besar, berat, dan bongsor.
HTC Dream hadir dengan desain plastik yang membosankan. Beratnya berukuran 158 gram, yang sangat berat untuk smartphone berlayar 3,2 inci. Ponsel ini memiliki keyboard slider yang cukup kuat tetapi menambah berat dan ketebalannya. Ketebalan total naik menjadi 0,62 inci dibandingkan dengan 0,48 inci milik iPhone. Namun HTC harus memasukkan slider karena mereka merasa pengguna belum siap untuk keyboard virtual. Lalu ada ‘dagu’ besar di bagian bawah yang menampung lima tombol fisik dan trackball mirip dengan Blackberry.
Namun, seperti dilansir dari Gizmochina (10/6), HTC Dream merupakan ponsel yang sangat spesial. Ponsel inj datang dengan SoC smartphone Qualcomm terbaik, yakni MSM7201A dengan clock speed sebesar 528MHz dengan 192 MB RAM, 256 MB ROM dan 16GB penyimpanan internal yang masih bisa diperluas melalui MicroSD. Plus, ia memiliki kamera beresolusi 3,15MP di bagian belakang dengan fokus otomatis. Layar 3,2 inci memiliki dukungan touch capacitive tetapi tidak memiliki fitur multi-touch. Resolusi layarnya adalah 320 x 480 piksel yang sebenarnya cukup bagus untuk ponsel tahun  2008 dan menerima banyak pujian dari pengulas.
Mengenai kebutuhan musik, HTC Dream tidak memiliki jack headphone 3.5mm tradisional. Sebagai gantinya, ia menampilkan port USB milik HTC yang mendukung colokan Mini USB. Adaptor dapat digunakan untuk menghubungkan headphone biasa 3,5mm Anda.
HTC Dream datang dengan Android v1.0. Tidak seperti generasi saat ini, seri Android tersebut tidak memiliki nama makanan penutup. hanya nomor versi lama yang bagus. Ponsel ini dilengkapi dengan dukungan layar utama khusus, widget, multitasking aplikasi, laci notifikasi, dan playstore dengan 50 aplikasi aneh. Sangat menarik untuk dicatat bahwa hal yang membuat Android terlihat istimewa, menjadikan HTC Dream juga istimewa, bahkan pada tahun 2008. Ponsel ini mendukung aplikasi Gmail, Maps, Search, dan Youtube milik Google.
Segera setelah HTC Dream dirilis, pengembang berhasil mengenal istilah root dan memodifikasi ponsel. Hal ini pula yang melahirkan komunitas seperti XDA yang telah menjadi jantung dan jiwa Android.
Semuanya dimulai pada 11 tahun yang lalu, dengan HTC di pucuk pimpinan. Yang jelas, HTC Dream bukan lagi impian. Itu kenyataan. Apa yang dibayangkannya di tahun 2008, Google, Android, dan jutaan pengembang di seluruh dunia telah berhasil mengubahnya menjadi kenyataan!
Jadi, HTC Dream akan selalu memiliki tempat khusus dalam sejarah ponsel cerdas.
