Saturday, April 20, 2024
BerandaEnterpriseSolutionsTiga Software Storage Terbaik untuk Enterprise

Tiga Software Storage Terbaik untuk Enterprise

Saat ini sejumlah perusahaan di seluruh dunia sudah beralih dari Software-Defined-Storage (SDS) ke teknologi terbaru software-defined networking (SDN). Software-Defined-Networking (SDN) adalah sebuah konsep pendekatan jaringan komputer dimana sistem pengontrol dari arus data dipisahkan dari hardware. Mengutip SDXCentral, teknologi SDN ini lebih cepat dan fleksibel. Memisahkan penyimpanan dari hardware dapat mengurangi biaya sehingga lebih efisien dalam mengolah dan menyimpan data.

“IDC percaya bahwa software berbasis server dan cloud akan banyak digunakan oleh perusahaan di masa yang akan datang,” tutur Ritu Jyoti, seorang analis IDC.

IDC mengungkapkan bahwa storage berbasis software akan terus tumbuh menjadi USD 9,1 miliar pada tahun 2019 . Meskipun diprediksikan akan terus meningkat, namun pasar software storage di seluruh dunia masih belum terlalu tinggi. IDC juga menjelaskan, software storage ini harus dapat berjalan dengan komoditi di luar hardware yang dimiliki perusahaan.

Hal senada juga dikemukakan oleh Storage Network Industry Association (SNIA) yang mengungkapkan bahwa untuk menerapkan teknologi SDN, perusahaan juga harus menyertakan SDS. Dengan begitu, para pelanggan korporasi dapat memantau dan mengelola storage mereka sendiri dengan menyesuaikan sumber daya dan biaya yang mereka miliki. Para perusahaan teknolgi terkemuka seperti Dell EMC, Microsoft, Amazon, Google, VMWare, IBM dan perusahaan lainnya turut menghadirkan produk SDS. Salah satu produk SDS yang ditawarkan perusahaan teknologi tersebut dapat mendukung penyimpanan blok, file, objek, dan hyperconverged.

Berikut 3 software storage yang dapat digunakan perusahaan dalam menyimpan dan mengolah data.

  1. Sistem Penyimpanan Tradisional

Dua tipe utama dari sistem penyimpanan eksternal tradisional adalah network attached storage (NAS) and storage area networks (SANs). NAS adalah perangkat tunggal yang mengolah sebuah data. Biasanya NAS terhubung ke jaringan area lokal, biasanya melalui Ethernet. Sementara SAN adalah jaringan perangkat penyimpanan yang beroperasi pada blok disk. SAN biasanya menggunakan fibre channel untuk menghubungkan perangkat.

  1. Object Storage

Object Storage ini mengelola data sebagai objek, berbeda dengan file atau blok. Object Storage ini memungkinkan pengambilan data lebih efisien karena tidak ada kemacetan yang dibuat oleh sistem direktori yang kompleks. Penyimpanan objek sangat ideal untuk data tidak terstruktur seperti media dan web content. Selain AWS, Microsoft Azure dan Google menawarkan penyimpanan objek cloud milik mereka sendiri. Sejumlah vendor penyimpanan tradisional juga menambahkan penyimpanan objek ke portofolio mereka.

  1. Hyperconverged SDS

HyperConverged Infrastructure (HCI) menyediakan sistem penghitungan, jaringan, dan penyimpanan yang terintegrasi dengan ketat yang kesemuanya dapat ditingkatkan. Software merupakan kunci untuk sistem ini yang berjalan pada komoditas hardware dan dapat disesuaikan untuk beban kerja virtual. HCI sangat diminati oleh para pelanggan korporasi karena teknologi ini mendukung peningkatan kinerja dengan menggunakan penyimpanan flash. Selain itu, HCI menyediakan seperangkat layanan penyimpanan yang diperluas dan memungkinkan integrasi interface manajemen dengan platform cloud yang lebih baik,” tulis Jyoti dalam sebuah surat kabar IDC.

Sejumlah vendor menawarkan sistem HCI berbasis SDS termasuk Nutanix, SimpliVity dan ScaleIO dari Dell EMC. VMware’s vSAN juga menghadirkan sistem SDS virtual dan salah satu dari tiga komponen penawaran HCI VWmare untuk data center berbasis software.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Artikel Terbaru

Rekomendasi