Monday, April 29, 2024
BerandaTipsCara Kerja Teknologi TENS untuk Pereda Nyeri

Cara Kerja Teknologi TENS untuk Pereda Nyeri

TechDaily.id – Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) banyak digunakan sebagai alternatif terapi untuk mengatasi rasa nyeri. Namun, sebenarnya seberapa aman teknologi TENS untuk pereda nyeri yang memanfaatkan arus listrik ini?

BACA JUGA
Menelisik Pentingnya Peranan Teknologi dalam Sektor Pendidikan

TENS umumnya digunakan untuk menangani masalah tulang, otot, dan sendi seperti fibromyalgia dan osteoartritis. Terapi TENS juga membantu meredakan rasa nyeri pada punggung dan leher yang disebabkan trauma atau tekanan yang terus menerus.

Untuk mengatasi nyeri semacam ini, tubuh biasanya merespon dengan muscle guarding yakni mengencangkan otot di sekitar lokasi yang terasa nyeri, sehingga area cedera tersebut tidak bergerak dan sirkulasi darah di area tersebut membaik.

Seperti diketahui, berkurangnya pasokan darah bisa menyebabkan penurunan metabolisme dengan akumulasi produk buangan. Terapi TENS bisa membantu memecahkan siklus rasa nyeri ini dan membantu proses penyembuhan secara normal.

BACA JUGA
Smartfren Business Menghadirkan Solusi Teknologi untuk UMKM

Cara Kerja Teknologi TENS untuk Pereda Nyeri

Terapi nyeri dengan Stimulasi Saraf Listrik Transkutan ini dilakukan dengan menghantarkan arus listrik bertegangan rendah ke dalam sistem saraf. Teknologi ini memanfaatkan dua elektroda atau pads yang ditempelkan ke kulit untuk merangsang saraf menghasilkan hormon endorfin.

Endorfin atau pereda nyeri alami ini bekerja dengan cara menghambat persepsi otak terhadap rasa sakit. Terapi ini juga efektif meningkatkan sirkulasi darah. Herry Hendrayadi, Marketing Manager OMRON Healthcare Indonesia mengatakan, teknologi TENS terbukti secara klinis dapat membantu meredakan nyeri otot dan sendi.

Ini sebabnya TENS digunakan oleh banyak profesional perawatan kesehatan seperti ahli fisioterapi dan spesialis nyeri, “Di bawah kontrol pribadi Anda, OMRON TENS akan memberikan arus seperti pijatan lembut, meredakan nyeri di pusatnya. Terapi ini dapat membantu menghilangkan rasa nyeri dalam waktu 15 menit,” ujarnya.

teknologi TENS

Menurut Herry, OMRON TENS dapat digunakan setiap hari, maksimal tiga kali sehari. Namun, terapi dengan TENS yang lebih lama tidak membahayakan, selama Anda mengistirahatkan kulit dari bantalan pads setiap 30 menit. “Salah satu dari sedikit risiko TENS adalah potensi iritasi kulit yang dapat terjadi jika bantalan elektroda menempel di satu tempat terlalu lama,” katanya.

Personalisasi Alat Terapi TENS
Hasil terapi yang optimal pada tiap-tiap individu harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Alat pijat metode TENS dapat digunakan dengan pengaturan level pada unitnya agar didapat hasil yang sesuai. Beberapa orang mungkin memerlukan power yang lebih tinggi agar terapi TENS efektif pada rasa nyeri mereka.

Pengguna dapat memulai dengan satu sesi terapi selama 15 menit, lalu ulangi selama 15 menit lagi jika perlu. Selama setiap terapi, peringkat rasa nyeri Anda sebelum dan sesudah sesi, dari 1 (rendah) hingga 10 (tinggi) untuk mengetahui pengurangan rasa nyeri.

Semua mode dalam unit TENS sudah diatur dan dirancang oleh profesional kesehatan untuk nyeri tubuh tertentu. Misalnya, untuk mode punggung bawah, pola stimulasi listrik dirancang mengobati jenis nyeri yang ditemukan pada otot punggung bawah yang lebih besar.

“Unit TENS dimulai dari pengaturan intensitas terendah, tekan tombol daya intensitas ke atas atau ke bawah untuk memilih tingkat yang paling nyaman untuk rasa nyeri Anda; naikkan tingkat jika terapi terasa terlalu lemah atau turun jika Anda merasa tidak nyaman atau otot terlalu banyak berkontraksi,” papar Herry.

Untuk melakukan terapi, letakkan pads di lokasi nyeri. Jika Anda tidak tahu persis di mana jalur saraf atau serabut saraf yang akan diblokir, letakkan pads di sekitar area yang nyeri untuk menjangkau semua saraf. “Terkadang, Anda membutuhkan sedikit eksperimen. Perbedaan kecil dalam penempatan pads dapat membuat perbedaan efek yang besar,” ujarnya.

Kenali Pantangannya
Terapi nyeri dengan teknologi TENS relatif aman. Namun, seperti halnya metode terapi lainnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan TENS untuk menghindari efek samping yang mungkin ditimbulkan.

“Dalam kasus yang jarang terjadi, arus listrik yang terlalu kuat untuk pasien, dapat menyebabkan luka bakar atau iritasi pada kulit. Efek TENS pada janin saat ini tidak diketahui. Bagaimanapun, terapi dengan OMRON TENS harus dihentikan jika pengguna mengalami reaksi negatif, seperti iritasi kulit, kemerahan, rasa terbakar atau sensasi nyeri lainnya; jika tidak ada efek, atau jika rasa nyeri memburuk dan berlanjut selama lebih dari 5 hari. Hasil dari terapi ini tergantung pada kondisi masing-masing individu,” ungkap Herry.

Herry menjelaskan agar TENS tidak digunakan di dekat jantung, di atas dada, atau di leher, karena dapat menyebabkan gangguan jantung. Wanita hamil atau mereka yang menggunakan Alat Pacu Jantung atau Defibrilator Kardioverter Implan juga tidak boleh menggunakan stimulasi listrik untuk menghilangkan rasa nyeri.

Pastikan juga area kulit tidak terluka dan tidak memiliki penyakit kulit. Jika Anda memiliki luka terbuka atau iritasi kulit, terapi TENS dapat memperburuk kondisi. Dalam kasus seperti itu, tunggu hingga cedera Anda benar-benar sembuh. “Meskipun aman, Anda tetap disarankan untuk menggunakan terapi TENS di bawah pengawasan dokter,” ujar Herry.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Tama
Tama
Gadgetfreak, FOMO
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Artikel Terbaru

Rekomendasi