Techdaily.id – Virus corona (Covid-19) masih mewabah hingga ke penjuru dunia. Tidak hanya sektor perekonomian di Indonesia saja yang terkena dampaknya, namun hal ini juga menghambat perkembangan teknologi, khususnya produksi teknologi chipset terbaru.
Para pembuat chipset sejatinya akan menghadirkan teknologi terbaru pada smartphone. Namun, teknologi terbaru ini urung diaplikasikan lantaran virus corona menghambat proses produksi chipset serta perakitan smartphone baru.
Dilnsir dari Phone Arena (12/4), salah satu pembuat chipset yakni Samsung menunda produksi chipset berteknologi 3nm hingga tahun 2022. Awalnya, chipset tersebut akan masuk ke tahap uji coba pada 2021.
Pihak Samsung sendiri mengatakan, chip dengan fabrikasi 3nm nya akan memberikan peningkatan kinerja 35 persen dibandingkan dengan chip 5nm, dan penghematan konsumsi energi hingga 50 persen.
Untuk chip 3nm, Samsung bergerak dari menggunakan transistor FinFET ke teknologi MBCFET (Multi-Bridge-Channel FET, multi-bridge-channel field effect tube). Proses pembuatannya kompatibel dengan produksi FinFET yang seharusnya memudahkan Samsung untuk beralih ke 3nm.
Sementara itu, perusahaan semikonduktor asal Taiwan, TSMC, juga berencana membuat chip 3nm pada 2022-2023. Perusahaan manufaktur membuat sejumlah komponen yang sangat penting untuk industri seluler, termasuk chip A-x milik Apple, chip Snapdragon milik Qualcom dan chipset Kirin milik Huawei.
Mulai tahun ini, baik TSMC maupun Samsung dijadwalkan untuk meluncurkan chip 5nm, yang dikemas dengan sekitar 84 persen lebih banyak transistor per mm persegi daripada jumlah yang digunakan dalam chip 7nm yang saat ini digunakan.
Chip 5nm akan memiliki kepadatan transistor 171,3 juta per mm persegi. iPhone 12 Series bisa jadi smartphone pertama yang menggunakan chipset 5nm. Sebagai perbandingan, chipset Bionc A13 7nm memiliki 8,5 miliar transistor, sedangkan chipset Bionic A14 5nm memiliki 15 miliar transistor di dalamnya.
